BACAAN HARIAN

Anak Manusia Akan Diserahkan

Anak manusia akan diserahkan … Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi pelayan dari semuanya.

PEKAN BIASA XXV (Hijau)

St. Yanuarius; St. Theodorus

BACAAN I: Keb. 2:12.17-20

MAZMUR: 54:3-4.5.6.8

BACAAN II: Yak. 3:16-4:3

BACAAN INJIL: Markus 9:30-37

Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya.

Ia berkata kepada mereka: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit.”

Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum.

Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?” Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.

Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.”

Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka:

“Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.”

RENUNGAN

Dalam Injil hari ini, Yesus mengajak kita untuk belajar dari anak kecil. Biasanya anak kecil yang harus belajar, nurut, dan mencontoh orang tua, namun menurut Yesus tidak demikian. Yesus melihat bahwa dalam diri anak kecil ada kepolosan dan ketaatan yang harus dicontoh oleh para murid-Nya. Kita juga diharapkan oleh Yesus untuk menjadi pribadi yang jujur, sederhana, dan selalu patuh menjalankan kehendak Tuhan dalam hidup harian kita. Orang-orang dengan karakter seperti anak kecillah yang berkenan di mata Tuhan.

Sudah saatnya kita menanggalkan topeng-topeng kemunafikan yang sering kita pakai untuk mendapatkan penghargaan dan pujian dari orang lain. Kita hidup bukan untuk mengejar gengsi dan pujian melainkan kita mencari dan mengupayakan kebahagiaan sejati. Mari kita seperti anak-anak kecil itu yang selalu bahagia, gembira, ceria dan riang karena hidup kita selalu benar, baik, jujur, dan selalu berada di jalan Tuhan. Anak-anak kita yang ada di rumah atau anak kecil lainnya yang ada di sekolah, gereja, dan lingkungan kita tempatkan sebagai cermin hidup kita. Mereka itulah guru kehidupan kita dalam hal kejujuran, kepolosan, dan kepatuhan.

Allah Yang Mahatahu, kami bersyukur atas pengajaran-Mu pada hari ini. Semoga kami tetap semangat untuk menjadi pribadi yang jujur dan patuh. Amin.