Tepati Janji
Tepati janji adalah bukti bahwa dialah seorang sahabat sejati bagi sesamanya. Janji menjadi istimewa bukan karena diucapkan, melainkan karena dinyatakan dalam tindakan penuh makna.
Renungan Harian Katolik, Selasa 12 April 2022.
Pekan Suci (Ungu)
Bacaan I : Yes. 49:1-6
Mazmur : 71:1-2.3-4a.5-6b.15-17
Bacaan Injil : Yohanes 13:21-33.36-38
Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?”
Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.”
Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah Allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah — sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan — , masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.”
Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ.
Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: “Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar.”
Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.
RENUNGAN
Tepati janji adalah bukti bahwa dialah seorang sahabat sejati bagi sesamanya. Janji menjadi istimewa bukan karena diucapkan, melainkan karena dinyatakan dalam tindakan penuh makna.
Menarik untuk kita refleksikan bahwa pengkhianatan adalah pelanggaran serius dalam sebuah persahabatan. Lalu, apa reaksi kita, misalnya, dalam whatsapp group ketika orang yang kita jadikan panutan mengatakan bahwa salah satu anggota group akan menjadi pengkhianat? Tentu semuanya menjadi gaduh, saling curiga, dan timbul rasa tidak percaya serta merasa tidak aman lagi. Itulah suasana di antara para rasul saat itu.
Terkadang, kita mengkhianati sahabat kita dengan menyalahkannya untuk menyelamatkan diri kita sendiri. Akibatanya bisa saja kita mungkin terhindar dan hukuman ataupun persoalan, tetapi kita akan kehilangan sahabat kita. Padahal bentuk nyata bahwa kita mengasihi dan menghidupi iman kita adalah dengan bersaksi menjadi sahabat sejati sampai akhirnya menjadi berkat bagi setiap orang yang kita jumpai.
DOA
Tuhan, arahkanlah kami menjadi sahabat yang mampu menghadirkan kasih-Mu secara nyata dalam kesetiaan dan ketulusan hidup kami. Amin.
Baca juga :
Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari JagoKomsos.Org.
Mari bergabung di Grup dan Chanel Telegram “JAGO KOMSOS“, caranya klik link https://t.me/jagokomsos kemudian join. Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Sumber Renungan: Ziarah Batin 2022, OBOR Indonesia.