BACAAN HARIAN

Siapa Di Pihak Kita

Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah.

Renungan Harian Katolik, Minggu, 26 September 2021, Pekan Biasa XXVI (Hijau) , St. Kosmas dan Damianus

BACAAN I: Bil. 11:25-29

MAZMUR: 19:8.10.12-13.14;

BACAAN II: Yak. 5:1-6

BACAAN INJIL: Markus 9:38-42.45.47-48

Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.”

Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya.”

“Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.”

Renungan

Pada hari Minggu ini, Yesus mengajak kita untuk menjadi pribadi-pribadi yang dapat memberikan kegembiraan, penghiburan, kekuatan, kebaikan, dan pelayanan kepada orang lain yang ada di sekitar kita, atau mereka yang betul-betul membutuhkan pertolongan kita. Kadang kala, kita tidak mudah untuk melakukan hal-hal itu karena dalam diri kita masih ada egoisme yang cukup besar, pelit, serakah, dan tidak peduli dengan sesama.

Sebagai murid Kristus, kita diminta untuk bisa mengalahkan diri kita. Artinya, kita juga harus tegas dan tidak kompromi terhadap watak, sifat, dan kebaikan kita yang kurang baik dan kerenanya kita menjadi tidak bisa berbagi kebaikan kepada orang lain. Jika selama ini kita lebih mudah untuk mengatakan ‘tidak’ dan ‘jangan’ kepada orang lain, sekarang kita juga harus menggunakan kata-kata itu untuk menghentikan kecenderungan, keinginan, dan niat buruk dalam diri kita yang akan membawa kita pada kesengsaraan. Jika kita dapat menggunakan mata, tangan, kaki, mulut dan segala anugerah Tuhan yang ada dalam diri kita secara bijaksana untuk menghasilkan hal-hal yang baik dan membantu untuk orang lain, maka itulah kebahagiaan hidup kita. 

Bapa Yang Mahakasih, semoga kami mampu memaksakan diri kami untuk selalu patuh terhadap segala perintah-Mu dan mengikuti jalan yang telah Engkau tetapkan. Amin.

“Seorang uskup yang jahat, seorang imam yang buruk dan serorang awam dalam dosa berat adalah anggota mati dari Tubuh Kristus, dan dengan demikian bukan anggota yang sesungguhnya”(St. Robertus Bellarminus)