BACAAN HARIAN

Setia Dan Taat

Setia dan taat kah kita pada iman kita? Kesetiaan mencari kehendak Tuhan dan merefleksikan hidup kita akan memberikan makna setiap perjumpaan kita dengan-Nya dalam peziarahan hidup kita.

Renungan Harian Katolik, Kamis 7 April 2022, Pekan Prapaskah V (Ungu).

Santo Yohanes Baptista

Bacaan I : Kej. 17:3-9

Mazmur : 105:4-5.6-7.8-9

Bacaan Injil : Injil Yohanes 8:51-59

Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.”

Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?”

Jawab Yesus: “Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.”

Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?”

Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.”

Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.

RENUNGAN

Allah kita selalu setia pada janji-Nya. Namun, Allah meminta dan pihak kita: “… Engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun” (Kej. 17:9).

Kalimat ini mengajak kita untuk memahami bahwa bukanlah janji dan ucapan yang penting, melainkan adanya tindakan kita sebagai orang beriman. Sekali lagi, persoalan iman hendaknya selalu diletakkan dalam kerangka kebenaran yang sejati.

Beriman bukan sekadar menjalankan ritual keagamaan, seperti mengikuti Ekaristi baik secara tatap muka maupun virtual. Akan tetapi, beriman merupakan tanggapan kita akan pewahyuan Allah, yang kita hidupi dalam janji kita untuk taat dan setia pada-Nya. Kesetiaan mencari kehendak Tuhan dan merefleksikan hidup kita akan memberikan makna setiap perjumpaan kita dengan-Nya dalam peziarahan hidup kita. Setia dan taat kah kita pada iman kita?

DOA

Bapa di surga, hanya Engkaulah Tuhan yang setia kepada kami, umat-Mu. Dampingilah kami untuk mewujudkan janji kami dalam hidup kami. Amin.

Baca juga : Beriman

Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari JagoKomsos.Org.

Mari bergabung di Grup dan Chanel Telegram “JAGO KOMSOS“, caranya klik link https://t.me/jagokomsos kemudian join. Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Renungan: Ziarah Batin 2022, OBOR Indonesia.

Advertisements
Advertisements