Percaya dan Pasrah
Iman harus membantu budi dan indra kita untuk berani berpasrah, sebab tanpa sikap percaya dan pasrah, kita susah mengalami kehadiran Allah dalam hidup.
Renungan Harian Katolik, Senin 28 Maret 2022, Pekan Prapaskah IV (Ungu).
Bacaan I : Yes. 65:17-21
Mazmur : 30:2.3.5-6.11-12a.13b
Bacaan Injil : Yohanes 4:43-54
Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea, sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. Maka setelah ia tiba di Galilea, orang-orang Galileapun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiripun turut ke pesta itu. Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit. Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati.
Maka kata Yesus kepadanya: “Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.”
Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: “Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.”
Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, anakmu hidup!”
Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh.
Jawab mereka: “Kemarin siang pukul satu demamnya hilang.”
Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: “Anakmu hidup.”
Lalu iapun percaya, ia dan seluruh keluarganya. Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.
RENUNGAN
Bertobat bukan hanya berpaling dan dosa-dosa kita, tetapi juga berarti memalingkan wajah kita kepada Allah dan percaya pada perkataan-Nya, baik yang berupa perintah maupun yang berupa janji. Inilah iman yang ditunjukkan oleh pegawai istana itu, yaitu percaya pada Sabda Yesus. Meskipun Yesus tidak datang ke rumahnya dan hanya bersabda, pegawai istana itu tidak kecewa dan “percaya akan perkataan Yesus kepadanya, lalu pergi” (Yoh 4:43-54). Ia percaya meskipun belum melihat tanda atau bukti.
Percaya pada sabda Allah mencakup juga percaya pada janji-janji yang diberikan Allah. Sering kali, relasi dengan orang lain membuat kita kecewa dan tidak percaya jika orang lain berjanji pada kita. Maka, kita perlu belajar percaya pada janji Allah (Yes. 65:17-21), karena Allah selalu menepati janji-Nya. Iman harus membantu budi dan indra kita untuk berani berpasrah. Tanpa sikap percaya dan pasrah, kita susah mengalami kehadiran Allah dalam hidup.
DOA
Ya Allah, Engkaulah Sang Mahasetia. Hapuslah semua pengalaman pahit kami akan ketidaksetiaan yang pernah kami alami agar kami dapat sungguh percaya pada janji-Mu. Amin.
Baca juga : Belas Kasih
Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari JagoKomsos.Org.
Mari bergabung di Grup dan Chanel Telegram “JAGO KOMSOS“, caranya klik link https://t.me/jagokomsos kemudian join. Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Sumber Renungan: Ziarah Batin 2022, OBOR Indonesia.