WARTA PAROKI

Penerimaan Komuni Pertama

JagoKomSos-Hari ini, Minggu, 6 Mei 2021, adalah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Bertepatan dengan peringatan tersebut, sebanyak 104 anak akan menerima Komuni Kudus untuk pertama kalinya di Gereja Santo Yusup Ambarawa.

Dari total jumlah tersebut, 36 anak berasal dari SD Pangudi Luhur Ambarawa, 22 anak berasal dari SD Virgo Maria I Ambarawa, 16 anak berasal dari SD Virgo Maria II Bawen, 2 anak berasal dari SD Kanisius Lodoyong dan sisanya sebanyak 28 anak berasal dari beberapa Wilayah di Paroki Santo Yusup Ambarawa.

Perayaan Ekaristi ini dimulai tepat pukul 08.00 WIB dan dipimpin oleh Romo Agustinus Sigit Widisana, SJ. Secara khusus, Perayaan Ekaristi ini diselenggarakan untuk Perayaan Komuni Pertama. Mengingat kondisi di era pandemi ini, Panitia menerapkan Protokol Kesehatan dengan cukup ketat. Hanya peserta dan salah satu orang tua penerima Komuni Pertama serta katekis yang diijinkan untuk mengikuti Misa.

Persiapan Komuni Pertama ini sendiri sudah dilakukan cukup lama oleh para katekis yang bernaung di bawah Tim Pelayanan Inisiasi serta telah melalui beberapa tahapan, termasuk rekoleksi untuk orang tua penerima Komuni Pertama serta pengakuan dosa.

Baca juga : Rekoleksi Orang Tua Calon Penerima Komuni Pertama

Dalam homilinya Romo Sigit menyampaikan betapa gembiranya Tuhan Yesus dalam memberikan hidup dan kasihNya kepada kita melalui Perayaan Ekaristi.

“Pada waktu konsekrasi, Romo berdoa dan mengangkat hosti suci serta piala. Disitulah Tuhan Yesus Kristus hadir. Kita semua bergembira ketika menerima Tubuh Kristus atau Komuni Suci.”

Secara khusus Romo Sigit mengapresiasi anak-anak peserta Komuni Pertama yang telah bersabar dan bertekun dalam mengikuti pelajaran serta membuat catatan-catatan penting selama persiapan menyambut Komuni Suci untuk pertama kalinya.

Dalam khotbahnya, Romo Sigit juga mengingatkan sekaligus memberi contoh bagaimana sikap menerima Komuni Kudus yang betul.

“Silahkan nanti berjalan dengan penuh hormat, kedua tangan dikatupkan. Sesampainya di depan, kedua tangan dimajukan atau dijulurkan untuk menyambut Tubuh Kristus. Tangan kiri berada di atas, tangan kanan di bawahnya. Ketika hendak mengambilnya, bersikaplah hormat. Lalu ketika menyantap Tubuh Kristus, hendaknya tidak perlu buru-buru, tidak akan dikejar-kejar nantinya.”

Tuhan Hadir Lewat Komuni Suci

Lebih lanjut dalam homilinya, Romo Sigit menjelaskan makna Komuni Suci dalam Perayaan Ekaristi.

“Ketika anak-anak nanti menyantap Tunbuh Kristus, itu artinya Tuhan Yesus hadir di dalam diri anak-anak. Dengan demikian, Tuhan Yesus berkenan untuk bersatu dengan anak-anak. Pun sebaliknya, anak-anak juga bersatu dengan Tuhan kita Yesus Kristus.”

Anak-anak juga diminta untuk tetap menjaga kesucian maupun kekudusan hati masing-masing dalam tindak kesehariannya.

“Dan karena Tuhan Yesus itu suci atau kudus, maka sesungguhnya hati nurani kalian dikuduskan atau disucikan oleh Tuhan kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia atau dosa.”

Perayaan Ekaristi dan Penebusan Dosa Manusia

Tuhan Yesus pernah bersabda,

“Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia akan mempunyai hidup yang kekal dan aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.”

Tuhan Yesus telah menebus dan mengampuni dosa manusia serta memberinya kehidupan kekal. Setiap orang beriman merindukan kehidupan kekal, rindu untuk bergembira bersama Tuhan. Maka setiap Ekaristi dirayakan, Tuhan Yesus melaksanakan kembali karya penebusanNya bagi kita umat manusia.

Diutus Untuk Mewartakan Kasih Allah

Pada akhir Perayaan Ekaristi, kita diutus untuk mewartakan kasih Allah dalam hidup sehari-hari. Kita diutus setelah kita mendapat berkat rohani yang melimpah. Berkat melimpah yang ada pada diri kita itu hendaknya kita bagikan kepada orang lain secara tulus ikhlas.

Salah satu contoh nyata untuk berbagi berkat bagi anak-anak setelah menerima komuni untuk pertama kalinya adalah dengan menjadi Putra-Putri Altar.

“Anak-anak sebaiknya lekas ikut menjadi Putra dan Putri Altar untuk memberikan hidupnya dengan melayani Tuhan Yesus Kristus dalam Perayaan Ekaristi.”

Komuni Pertama Di Era Pandemi

Panitia bekerja ekstra keras selama melaksanakan kegiatan ini dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan yang berlaku. Selain menerapkan 5M, panitia juga membagi tempat duduk dengan tetap menjaga jarak. Para peserta di dalam gereja, para orang tua dan katekis di selasar timur serta aula.

Dengan tertib para peserta meninggalkan gereja setelah misa berakhir. Umat yang duduk di blok timur melalui pintu timur, blok barat melalui pintu barat sesuai dengan arahan dari petugas. Setelah diperkenankan untuk meninggalkan tempat duduk, umat diminta untuk tidak berkerumun dan tetap menjaga jarak.