Paskah Bertabur Berkah
Malam Paskah adalah perayaan terbesar dalam iman kita. Tradisi gereja berjaga semalam suntuk dengan penuh syukur dan sukacita mengenang karya penciptaan dan penyelamatan Tuhan dengan berbagai bacaan Kitab Suci. Kita bersukacita karena kebangkitan Kristus adalah terang bagi dunia yang kita nyatakan dengan upacara cahaya lilin Paskah. Cahaya suci malam ini mengusir kedurhakaan, membersihkan orang berdosa, mengembalikan kesucian kepada yang jatuh dan menghibur yang berdukacita. Karena itu, seturut tradisi malam Paskah, juga menjadi saat pembaptisan dan pembaharuan janji baptis yang didahului litani para kudus.
Sebagai orang Kristiani yang mendasarkan iman pada Yesus, kita tidak pernah melihat Yesus bangkit. Bahkan tanda-tanda kebangkitan-Nya tidak kita lihat. Akan tetapi bukankah dengan mengalami ketidakhadiran-Nya, kita merayakan Paskah? Hanya apabila kita mendengar kembali berita besar Paskah ini dengan penuh iman, kita merayakan Paskah : Ia telah bangkit dan hidup kembali. Kebangkitan dan kehadiran Yesus hanya bisa dialami dalam iman.
Apa arti Paskah bagi kita? Jika kita masih hidup dalam ketakutan, kita belum merayakan paskah. Paskah adalah pengakuan iman bahwa dia yang disalibkan dan dimakamkan itu hidup.
Paskah senantisa mengajak kita untuk membuka lembaran baru bagi hidup kita. Di tahun 2021 ini, kita merayakan Paskah tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Kita diliputi kesedihan karena Pandemi Virus Corona yang menyerang seantero dunia ini. Namun suasana ini tidak membuat kita menjadi kehilangan semangat untuk merayakan sukacita kebangkitan Kristus.
Suasana ini tampaknya seperti para murid-Nya yang merasa takut keluar dari rumah mereka. Namun, kebangkitan Kristus memberikan harapan baru dan menumbuhkan semangat baru bagi mereka untuk mewartakan karya keselamatan Tuhan kepada semua orang. Yesus tidak dendam dan marah kepada para murid-Nya ketika mereka pergi meninggalkan-Nya sendiri menghadapi kematian itu. Justru setelah kebangkitan, Yesus menunjukkan diri-Nya dan merangkulkan mereka kembali.
Semangat kebangkitan itu harus menjiwa seluruh hidup kita, karena Ia menitipkan pesan kepada kita melalui Maria Magdalena yang memberikan kabar tentang kebangkitanNya, “Jangan takut. Pergi dan katakan kepada saudara-saudaraKu, supaya mereka pergi ke Galilea dan disanalah mereka akan melihat Aku.”
Oleh karena itu, apabila selama ini kita sering kali bersikap seperti para murid yang belum sungguh-sungguh memahami iman kita akan Yesus, kiranya kebangkitan Kristus membuka mata iman kita. Kita diajak untuk memaknai setiap kesempatan sebagai bagian dari kehadiran Allah yang mencintai dan menyayangi kita, khususnya dalam masa Pandemi Covid-19 ini. Kita harus mampu bersikap bijak dan tetap waspada untuk mencegah penyebaran virus corona. Kita bersatu dalam doa, khususnya doa bagi paramedis dan relawan yang memberikan diri untuk melayani yang lain dalam mengatasi wabah Covid-19 ini.
Sampai pada titik ini, masih adakah harapan untuk hidup lebih baik lagi? Masih adakah kasih, orang yang peduli akan nasib orang yang menderita? Pertanyaan yang sejenis ini kiranya kerap muncul dalam kehidupan sekarang ini. Bukan suatu rahasia bahwa sekarang ini mungkin banyak orang yang merasa tidak ada harapan untuk hidup lebih baik lagi, seakan merasa tidak ada harapan bahwa masih ada kasih dalam hidup sekarang ini.
Malam ini kita merayakan malam Paskah. Perayaan malam hari ini kiranya menjawab pertanyaan dan kegalauan hidup manusia masa sekarang. Perayaan Paskah adalah perayaan kasih Allah yang menyertai hidup manusia sepanjang masa dan perayaan harapan baru dari Allah sendiri.
Dalam Injil dikatakan bahwa setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria Ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. Sungguh menarik menyimak hal ini, hanya tiga wanita ini yang pergi ke makam, sedangkan yang lain tidak ikut. Kemana para murid yang lain? Injil hari tidak menjelaskan di mana para murid yang lain dan mengapa mereka tidak ikut ke makam. Namun kita bisa mengerti bahwa para murid masih dalam kesedihan yang mendalam, masih merasa kehilangan guru yang mereka banggakan. Kematian Yesus guru mereka dianggap juga akhir hidup mereka, kematian kegembiraan dan harapan mereka. Bukan suatu hal yang mustahil bahwa para murid belum sungguh mengerti kehendak Tuhan atas jalan hidup yang dipilih oleh Yesus yakni sengsa dan berakhir pada kematian di salib. Para murid mengikuti Yesus masih diliputi suatu kemauan dan harapan bahwa Yesus kelak menjadi pemimpin dunia dan mereka tentu mengharapkan suatu jabatan yang penting. Oleh sebab itu, kematian Yesus yang mereka banggakan, juga merupakan kematian harapan mereka itu.
Ketiga wanita yang ke makam, bukannya mereka sudah sungguh mengenal Yesus adalah Mesias, bukannya mereka tidak berduka atas kematian Yesus, mereka juga mengalami semuanya itu, tetapi mereka seakan belum bisa menerima kematian Yesus sehingga mereka ingin selalu dekat dengan Yesus.
Injil mengatakan bahwa ketika mereka mendekati makam, ketiga wanita itu menghadapi persoalan yakni siapa yang akan menggulingkan batu makam supaya mereka bisa masuk ke makam dan meminyaki jenasah Yesus. Namun ketika mereka mendekati makam, mereka menemukan batu makam sudah terguling sehingga makam terbuka dan mereka masuk ke makam itu. Sungguh suatu keajaiban besar, batu yang besar terguling sendiri. Namun bagi kita, keajaiban besar bukan karena batu terguling, tetapi dalam kebingungan ketiga wanita itu, Tuhan membantu mereka, tanpa mereka ketahui Tuhan menggulingkan batu itu bagi mereka. Ketiga wanita itu kaget akan hal itu, tetapi mereka belum sampai pada suatu kesimpulan bahwa Tuhan mendengarkan kegalauan hati mereka. Mereka lebih kaget lagi ketika mereka memasuki makam, mereka tidak menemukan jenasah Yesus tetapi mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Mereka terkejut dan juga ketakutan, tidak mengerti apa yang terjadi. Oleh sebab itulah pemuda yang memakai jubah putih itu mengatakan menyapa mereka dengan berkata, “Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. Pemuda menyuruh ketiga wanita itu agar memberitahukan hal itu kepada para murid dan juga Petrus. Pemuda itu memang tidak mengatakan bahwa Yesus telah bangkit. Tetapi dengan jelas di dalam makam jenasah Yesus tidak ada lagi dan pemuda itu mengatakan bahwa jenasah Yesus bukan dicuri orang tetapi Yesus telah mendahului mereka ke Galilea. Sehingga jelas dengan perkataan itu, Yesus yang telah mati dan dimakamkan, sudah bangkit dari kubur dan hidup kembali. Wartakan gembira ini harus disampaikan ketiga wanita itu kepada para murid dan terutama Petrus.
Kebangkitan Yesus yang kita rayakan adalah sukacita yang sangat besar. Sebab kita ketahui bahwa Yesus menderita, wafat di salib dan dimakamkan adalah karena kasihNya kepada kita yang hendak menebus kita dari kematian dosa. Kasih Allah itu sungguh luar biasa besar dan tidak ada yang bisa menghalangi kasih Allah kepada kita. Yesus yang bangkit ingin tetap tinggal bersama kita. Sehingga kebangkitan yang kita rayakan adalah perayaan cinta kasih Allah yang senantiasa beserta kita.
Sehingga dengan merayakan Paskah Yesus Kristus, kita bergembira karena kita percaya bahwa Allah sungguh mengasihi kita dan tidak ada yang bisa menghalangi kasih Allah kepada kita. Ini menjadi suatu kekuatan bagi kita dalam menjalani hidup. Sebab dalam kehidupan kita, kita pasti mengalami masa-masa sulit, masa-masa kita mengalai kegalauan hidup, kegelapan hidup seperti mengalami kegelapan makam.
Kita ingin berusaha hidup dalam iman tetapi seringkali persoalan menghampiri kita sehingga membuat kira ragu dan galau. Ingatlah pengalaman ketiga wanita ini, ketika mereka mau ke makam Yesus, mereka menghadapi persoalan sehubungan dengan menggulingkan batu dari makam. Pada saat mereka dalam persoalan, Tuhan bekerja dan menggulingkan batu untuk mereka. Lewat persitiwa ini, kepada kita dinyatakan bahwa dalam usaha kita untuk hidup beriman, persoalan akan muncul, namun pada saat itu juga Tuhan pasti akan bekerja untuk kita sehingga persoalan tidak sampai menghalangi kita datang kepada Yesus. Yakinlah akan hal ini sehingga tidak usah gentar untuk berusaha hidup dalam beriman. Ingatlah pada malam hari ini lewat malaikat Tuhan, Yesus yang bangkit mengatakan kepada kita “Jangan takut!”. Yesus telah mengalahkan kematian dan bangkit kembali, Dia hidup bersama kita dan senantiasa beserta kita. Bagi kita, kebangkitan Yesus adalah sukacita besar karena Allah sungguh mengasihi kita, dan Dia senantiasa hidup bersama dengan kita.
Warta gembira Paskah Yesus Kristus harus kita wartakan kepada dunia, kepada sesama. Warta Paskah ini kiranya harus kita wartakan dalam hidup karena saat ini banyak orang hidup merasa tidak punya harapan, banyak orang yang mendambakan kasih Allah. Warta Paskah hendaknya kita wartakan bukan dengan perkataan tetapi dengan hidup yang diresapi oleh kembangkitan Kristus yakni hidup dalam sukacita iman karena percaya bahwa kasih Yesus senantiasa menyertai kita. Lewat hidup kita yang merayakan Paskah, kita wartakan agar dalam kesulitan hidup, sesama tetap berkeyakinan bahwa selalu ada harapan baru karena Yesus telah bangkit. Warta Paskah Kristus kita nyatakan dalam perbuatan baik kepada sesama yakni dengan mewujudkan hidup yang rela berbagi sukacita dan berkat Tuhan bagi sesama. Saat ini banyak orang yang mendambakan kasih Tuhan. Maka tugas kitalah untuk memenuhi kerinduan hati banyak orang. Dengan merayakan Paskah Kristus, kita bertanggungjawab untuk mewujudkan hidup lebih baik lagi.
Sungguh menarik, bahwa malaikat itu meminta ketiga wanita memberitahukan kebangkitan Yesus kepada Petrus. Mengapa? Petrus memang rasul, tetapi dia dalam kesedihan besar dan kegalauan yang luar biasa sebab dia menyangkal Yesus sampai tiga kali. Luas biasa kasih Tuhan, Tuhan tidak membenci Petrus walau sudah menyangkal-Nya, Yesus justru ingin agar Petrus bangkit lagi dalam iman. Yesus tidak mengingat kesalahan Petrus, tetapi mengharapkan Petrus bangkit kembali dalam iman kepada-Nya.
Kitapun mungkin selama ini telah berdosa karena kurang percaya kepada Yesus. Namun ingatlah bahwa Yesus tidak membenci kita, Dia tidak mengingat kesalahan kita tetapi malam ini Dia meminta kita agar kita percaya bahwa Dia telah bangkit, Dia selalu hadir dalam hidup kita, Dia selalu mengasihi kita dan Dia mengharapkan agar iman kita bangkit kembali. Mari kita bangkit dengan percaya kepada Yesus Tuhan kita.
Warta ini juga harus kita sampaikan kepada pada saudara yang lain yang mungkin imannya lagi goncang karena persoalan hidup, imannya mungkin lagi goncang karena kedosaan. Kita hendaknya mewartakan paskah Yesus kepada mereka, bahwa Yesus yang bangkit mengasihi mereka, Yesus menghendaki agar iman mereka juga bangkit.
Maka, marilah kita ikut bangkit bersama Yesus, bukan hanya untuk bergembira sendirian saja, melainkan meneruskan dan membagi kegembiran kita kepada sesama kita. Dengan kekuatan yang diberikan Kristus yang bangkit kepada kita, baik rohani maupun jasmani, kita dapat berbuat baik! Kegembiraan Paskah kita harus ikut rasakan oleh semua orang.
Fotografer : Paulus Indra Purnomo