ARTIKEL

Minggu Palma : Elu-elu dan Sanjungan yang Sebenarnya

Hari ini umat Katolik di seluruh dunia merayakan Minggu Palma. Umat Katolik melakukan prosesi dengan palma di tangan. Minggu Palma senantiasa diperingati sebagai peristiwa masuknya Yesus ke Kota Yerusalem. Yesus dieluk-elukan kala itu dan didukung oleh orang-orang Yahudi untuk menjadi pemimpin mereka. Mereka memperlakukan Yesus sebagai raja. Mereka juga menaruh harapan yang besar ketika merindukan pembebasan dari kekuasaan Romawi. Berbagai mukjizat yang diperbuat Yesus meyakinkan orang-orang Yahudi bahwa Ia pastilah seorang raja yang akan mengusir orang-orang Romawi serta membawa kesejahteraan bagi bangsa mereka. Namun demikian, Yesus tak bergeming dan justru tampil sederhana dan apa adanya. Yesus memasuki Kota Yerusalem hanya dengan menaiki keledai, bukan kuda perkasa maupun kereta kencana. Di atas seekor keledai betina, Yesus menunjukkan kehormatan dan kemuliaan seorang raja.

Sesungguhnya, apa yang diperbuat Yesus adalah perjalanan menuju titik akhir karya keagungan-Nya. Yesus tahu, jelang titik final, berbagai cobaan kian terasa berat. Namun tak sedikitpun Yesus mengeluh. Bahkan saat disanjung dan dielu-elukan ketika memasuki Kota Yerusalem, Yesus tak terlena sedikitpun.

Sesungguhnya, elu-elu dan sanjungan itu adalah palsu adanya, sebuah kemegahan yang datang dari luar, bukan dari dalam dan tidak nyata adanya. Kebesaran tersebut tidaklah murni dan bersifat terpaksa. Ketika sanjungan itu berlalu, segala kemuliaan dan kemegahan yang terkandung di dalamnya turut sirna, hilang tak berbekas.

Terbukti kemudian Yesus ditinggalkan dan harus menempuh perjalanan lanjutannya menuju destinasi utama-Nya. Yesus tahu apa yang menjadi tujuan-Nya, sebuah tujuan yang jauh lebih terhormat dan lebih nyata dibanding sanjungan dan eluk-elu palsu yang setiap saat bisa memudar, hilang bahkan. Oleh karenanya, Yesus terus berjalan, melewati dan melintasi semua kemuliaan serta kemegahan palsu tersebut.

Yesus tidak terhanyut apalagi tergiur oleh sanjungan maupun eluk-elu palsu. Yesus terus berlalu. Ia terus berjalan dan melewatinya. Yesus tidak mengejar sanjungan maupun elu-elu epalsu, melainkan kemuliaan dan kehormatan sejati yang melekat dalam diri-Nya sendiri, kemuliaan dan kehormatan ang tidak akan pernah sirna bahkan ketika orang-,orang Yahudi menarik dukungan dan sanjungan mereka atas diri seorang Yesus.

Yesus mengajak kita untuk menempuh perjalanan yang sama. Dia mengajak kita untuk jangan berhenti pada sanjungan dan elu-elu orang lain. Jalan terus dan jangan berhenti di situ. Yesus mengajak kita untuk mengejar tujuan yang lebih sejati, yakni kemuliaan dam keluhuran sejati yang abadi, yang tidak lekang oleh manisnya sanjungan serta pahitnya hujatan. Jangan berhenti di atas sanjungan orang. Ketika sanjungan itu lenyap, sanjungan tersebut akan roboh dan membuat kalian jatuh terjerembab, hancur berkeping dan tak bisa bangun lagi. Oleh karenanya, berjalanlah terus hingga sampai pada tujuan akhir. Tujuan tersebut bukanlah kecantikan duniawi karena polesan bedak maupun gincu, bukan pula maskara yang mudah luntur. Tujuan tersebut adalah kecantikan dari dalam (inner beauty) yang berkualitas dan tak akan punah selamanya.

Minggu Palma mengingatkan kita untuk terus berhati-hati agar tidak terhanyut dalam sanjungan, pun terlena oleh elu-elu maupun pujian. Minggu Palma mengingatkan kita untuk terus berjalan dan tidak berhenti. Lanjutkan perjalanan hidup dan iman masing-masing dengan tetap duduk di atas keledai betina. Perjalanan masih begitu panjang. Tetaplah fokus pada tujuan masing-masing. Kejarlah kemuliaan dan kehormatan sejati yang tak lagi membutuhkan sanjungan dan elu-elu duniawi, namun keluhuran, kehormatan dan kemuliaan yang telah menjadi bagian dari kualitas diri.

Begitulah hendaknya kita dihormati dan bukannya berupaya untuk dihormati melalui cara-cara yang tidak terhormat. Hendaknya kita disanjung oleh karena kualitas diri dan bukannya oleh manipulasi orang yang mau memanfaatkan kita. Jadilah diri sendiri sebagaimana Tuhan menghendaki dan bukan sebagaimana orang lain menghendaki. Tuhan menghendaki kita agar mencapai kemuliaan sejati dan bukan kemuliaan yang palsu.

Selamat Hari Minggu Palma. Jangan berhenti di sini. Perjalanan masih harus dilanjutkan menuju Golgota. Sampai jumpa di sana, tetapi jangan juga berhenti di sana. (dp)

Baca juga : Makna Daun Palma Bagi Kita

Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari JagoKomsos.Org

Mari bergabung di Grup dan Chanel Telegram “JAGO KOMSOS“, caranya klik link https://t.me/jagokomsos kemudian join. Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *