WARTA PAROKI

Menjadi Sukacita Bagi Sesama

Sukacita adalah kata yang cukup sederhana, namun mengandung banyak arti dalam hidup kita. Kalau kita hidup penuh dengan damai sukacita maka kita bisa berbagi dan menjadi sukacita bagi sesama.

Minggu, 19 Desember 2021, Gereja Santo Yusup Ambarawa mengadakan Perayaan Ekaristi Minggu Adven IV. Misa yang dipimpin oleh Romo Aloysius Suryawasita, SJ ini dimulai pukul 08.00 WIB dan dilaksanakan secara offline maupun online.

Dalam homilinya, Romo Surya mengulas Bacaan Injil hari ini yang menampilkan sosok Maria sebagai Tokoh Adven Sejati. Maria terlibat secara langsung dalam misteri penjelmaan Putra Allah. Disebutkan bahwa Maria menjadi sukacita bagi Elizabeth dan bayi yang dikandungannya. Sang Bayi bahkan turut melonjak ketika mendengar salam dari Maria. Dengan kata lain, Maria menjadi sukacita bagi sesama.

Orang yang hidup dari Allah dan membawa Yesus dalam dirinya, akan membawa sukacita kepada orang lain. Maria yang patuh dan hidup dari Allah, membawa sukacita kepada Elizabeth, kepada Yohanes, bayi yang dikandungnya, serta bagi banyak orang. Oleh karenanya, kita sebagai putra-putri Maria juga berperan untuk membawa sukacita bagi sesama.

Dari Bacaan Injil hari ini pula, Romo Surya mengajak umat untuk merenunggkan, apakah saya, kehadiran saya atau diri saya, membawa sukacita bagi sesama? Bagi orang lain?

Kemudian secara gamblang Romo Surya memaparkan lewat beberapa contoh.

“Ketika kita sedikit-sedikit marah, bahkan ketika kita menjadi seorang pemarah, apakah kita membawa sukacita bagi sesama? Tentu hal tersebut tidak membawa sukacita bagi orang lain. Sebaliknya, ketika hati kita sabar dan lemah lembut, hal ini tentu akan membawa damai dan sukacita bagi sesama. Lantas mana yang menguasai hati kita, marah atau sabar dan kelemah-lembutan? Kemudian kalau orang mendendam, mengingat-ingat kelemahan orang lain, apakah itu membawa sukacita bagi sesama? Tentu tidak.”

Lebih lanjut, Romo Surya menambahkan,

“Orang yang pengampun, mudah mengampuni kesalahan orang lain, dia membawa damai dan sukacita bagi sesama. Kalau kita kedatangan tamu dan kita sambut dengan keramahtamahan, kita membawa sukacita bagi tamu tersebut. Tamu adalah Allah yang datang ke rumah kita. Kita harus sambut dengan keramahtamahan dan dia merasa bersukacita. Kalau kita kikir dan pelit, tidak akan membawa sukacita bagi orang lain. Sebaliknya, kalau kita pemurah dan memberi dengan ikhlas bagi orang lain, maka orang lain akan mendapatkan sukacita.”

Di akhir homili, Romo Surya mengajak kita untuk mohon kepada Tuhan agar kita bisa membawa dan membuat sukacita bagi orang lain.

“Sukacita adalah kata yang cukup sederhana, namun mengandung banyak arti dalam hidup kita. Kalau kita hidup penuh dengan damai sukacita maka kita bisa berbagi sukacita kepada orang lain. Apalagi kita sebentar lagi akan menyambut hari kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus yang harus disambut dengan penuh damai sukacita. Bisa dikatakan kita hidup bersukacita maka kita juga bahagia dan damai dalam memaknai hidup kita sebagai murid Allah.”

Baca juga tulisan-tulisan Romo Suryawasita, SJ yang lain dalam :

Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari JagoKomsos.Org

Mari bergabung di Grup dan Chanel Telegram “JAGO KOMSOS“, caranya klik link https://t.me/jagokomsos kemudian join. Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Liputan : Yolanda Kristi & Maria Khansa Alfinia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *