BACAAN HARIAN

Menjadi Murid Yesus

Tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid Yesus.

Renungan Harian Katolik, Rabu, 3 November 2021, Pekan Biasa XXXI (Hij

Mazmur : 112:1-2.4-5.9;

Bacaan Injil : Injil Lukas 14:25-33

Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

RENUNGAN

Bacaan Injil pada hari ini kadang susah untuk dipahami, yaitu bagaimana menjadi murid Yesus. Ketika orang banyak berduyun-duyun datang untuk mengikuti Yesus, la berpaling kepada mereka dan mengatakan, “Jikalau seseorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya dan anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridku.” Jika melihat perikop ini, apakah Yesus menginginkan kita untuk membenci orang tua, saudara/i, istri, suami atau anak-anak? Ataukah Yesus mau mengatakan bahwa jika mau mengikuti Dia, berarti Dialah yang pertama dan yang utama dalam hidup setiap orang yang percaya kepada-Nya?

Pernyataan Yesus yang cukup keras bukan berarti bahwa Yesus mengajak kita untuk tidak mencintai keluarga, atau teman-teman kita, atau saudara/i kita. Pada dasarnya, Yesus mau mengatakan kepada para pendengar-Nya apa yang menjadi hal utama dalam hidup kita sebagai pengikut-Nya, yakni Yesus itu sendiri. Dan tidak hanya berhenti di situ, ketika kita menjadikan Yesus yang utama dan pertama, maka kasih Yesus yang kita terima juga harus kita bagikan kepada keluarga, teman/sahabat, dan kepada siapa saja yang kita jumpai dalam hidup. Dengan kata lain, kita diundang untuk menyebarkan kasih Yesus yang kita dapatkan, baik itu di tempat kerja maupun di keluarga dan di mana pun kita berada.

Ya Allah, jadikanlah kami murid-Mu yang setia menebarkan kebaikan-Mu kepada setiap orang. Amin.