Jumat Agung : Konsistensi Sampai Mati
JagoKomSos.Org – Masih dalam rangkaian Pekan Suci, Jumat, 7 April 2023, Gereja Santo Yusuf Ambarawa mengadakan Perayaan Wafat Tuhan atau biasa disebut Misa Jumat Agung. Perayaan Jumat Agung menjadi perayaan terbesar bagi umat Kristiani dimana kita mengenang peristiwa penyaliban dan wafat Yesus di puncak Golgota.
Ibadah Jumat Agung di Gereja Santo Yusuf Ambarawa ini dimulai tepat pukul 16.00 dan dipimpin oleh Romo Joannes Abdipranata, SJ. Perayaan Ekaristi Jumat Agung ini dihadiri sekitar 2.000 umat.
Konsistensi Yesus
Dalam homilinya, Romo Abdi memaparkan bagaimana konsistensi Yesus hingga rela wafat di kayu salib demi menyelamatkan kita.
“Kristus telah wafat di kayu salib. Kiranya bukan baru kemarin kita mengikuti Yesus. Kita mengikuti, percaya dan berjalan bersama Yesus dalam kehidupan kita di dunia ini. Dia yang kita ikuti, Dia yang kita percayai, wafat. Lantas apa yang telah Yesus sabdakan, apa yang telah Yesus lakukan, hingga kita masih diperkenankan hidup hingga saat ini?” buka Romo Abdi dalam homili singkat namun begitu padat tersebut.
Seperti kita ketahui bahwa Yesus adalah sosok yang begitu konsisten. Apa yang Yesus katakan, Ia perbuat. Apa yang Ia ajarkan, apa yang Ia sabdakan, Ia lakukan. Yesus sungguh konsisten. Dari konsistensi Yesus inilah maka Ia menebus umat manusia. Yesus menyelamatkan kita.
Berikutnya, Romo Abdi menunjukkan apa saja sabda Yesus yang kemudian Ia genapi hingga pada akhirnya terbukti wafat di kayu salib.
Yesus pernah bersabda, “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Terbukti Yesus memberikan nyawanya, wafat di salib, demi menebus dosa-dosa kita.
Dalam Yohanes 10:11, Yesus berkata, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.”
Lagi-lagi terbukti bahwa Yesus adalah gembala yang baik untuk kita domba-dombanya. Ia menyerahkan nyawanya untuk menyelamatkan kita, domba-dombaNya.
Kemudian masih dari Inji Yohanes, pada ayat 15 Yesus berkata, “Sama seperti Bapa mengenal Aku, dan Aku mengenal Bapa, dan Aku kemberikan nyawaKu bagi domba-dombaKu.”
Terbukti lagi, Yesus konsisten dengan perkataanNya. Ia wafat di kayu salib untuk kita domba-dombaNya.
Berikutnya pada ayat 17 Yesus bersabda, “Bapa mengasihi Aku oleh karena Aku memberikan nyawaKu untuk menerimanya kembali.”
Yesus benar-benar memberikan nyawanya.
Lalu yang terakhir, Yesus juga pernah berkata, “Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Dan barangsiapa kehilangan nyawanya, Ia akan menyelamatkannya.”
Yesus memberikan nyawaNya untuk kehendak Bapa. Kehendak Bapa adalah keselamatan kita semua. Maka Ia yang telah memberikan nyawanya, Ia juga akan menyelamatkan nyawanya.
Yesus Bukan Sosok Yang Plin-Plan
Tuhan Yesus berbicara tentang diriNya dan itu Ia lakukan, Ia buktikan. Yesus tak hanya berkata-kata, namun terlebih mewujudkan dalam tindakan, hingga kasihNya yang terbesar Ia curahkan untuk kita semua, yaitu wafat di palang penghinaan, tergantung di kayu salib untuk kita, domba-dombaNya.
Yesus bukan sosok yang plin-plan. Sikap plin-plan tidak membuahkan keselamatan.
Yesus juga bukan orang yang berkata, ‘nggih, nggih, tapi ora kepanggih‘ , ‘ya, ya, tapi tidak terlaksana’, sebab orang yang bermental demikian tidaklah menyelamatkan.
Yesus juga bukan pribadi yang ibarat ‘gajah diblangkoni, pinter khotbah tapi ora biso nglakoni‘, orang yang hanya bisa berkhotbah atau berbicara namun tidak bisa nglakoni atau melaksanakan, itu tidak menyelamatkan.
Yesus juga bukan seorang yang memiliki type ‘esuk dele, sore tempe‘, sekarang A, nanti B, karena orang seperti ini tidak menyelamatkan.
Yesus juga jelas bukan orang yang omdo (omong doang). Orang seperti ini juga tidak membuahkan keselamatan.
Semua sabda Yesus tentang diriNya, Ia lakukan, Ia praktekkan. Itulah yang menebus kita. Itulah yang membuat kita selamat.
Di akhir homilinya, Romo Abdi mengajak seluruh umat yang hadir untuk lebih mencintai Yesus yang telah berkorban untuk domba-dombaNya.
“Semoga dengan wafat Yesus ini, kita semakin dibantu untuk mengenal, makin cinta, makin tertarik, makin terpana kepada Yesus dan makin mengikutiNya. Bahwa saya beriman Katolik, saya beragama Katolik, saya menerima ajaran Injil, saya juga akan konsisten dalam hidup sehari-hari, konsisten dengan iman Katolik, konsisten juga dengan ajaran-ajaran Yesus. Maka dengan demikian akan membuahkan keselamatan.”
Penghormatan Salib
Dalam Misa yang diliputi suasana keheningan, umat mendengarkan Kisah Sengsara Tuhan Yesus yang dinarasikan begitu elok.
Dalam Ibadah Jumat Agung ini juga dilakukan upacara Penghormatan Salib. Tindakan ini merupakan tanda penghormatan bagi Yesus yang rela dan setia, mengorbankan diriNya untuk menebus dosa-dosa kita lewat sengsara dan wafat di kayu salib.
Baca juga : Misa Vigili Paskah 2023
Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari JagoKomsos.Org
Mari bergabung di Grup dan Chanel Telegram “JAGO KOMSOS“, caranya klik link https://t.me/jagokomsos kemudian join. Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Liputan : Pricilia Setyana
Fotografer : Gita dan Dani