WARTA PAROKI

Jangan Monopoli Kebaikan

Jangan monopoli kebaikan dan pelayanan kepada mereka yang menderita.

JagoKomSos–Minggu ini Gereja Katolik Paroki Santo Yusup mengadakan Perayaan Ekaristi Minggu Biasa XXVI sebanyak empat kali. Khusus untuk Misa Minggu Pagi yang kedua, Perayaan Ekaristi diselenggarakan secara offline maupun online melalui Live Streaming. Perayaan Ekaristi dipimpin langsung oleh Romo Aloysius Suryawasita, SJ.

Pada Misa kali ini, peserta yang hadir sebanyak 294 umat, yang berasal dari Lingkungan Emaus, Betania dan Magdala. Sekalipun kondisi pandemi sudah agak mereda, umat yang hadir tetap harus mengikuti Protokol Kesehatan yang diberlakukan oleh Satgas Covid 19 Paroki. Umat tetap harus mencuci tangan, mengecek suhu badan, mengenakan masker, saling menjaga jarak dan menunjukkan QR Code masing-masing untuk dapat masuk ke gereja dan mengikuti Perayaan Ekaristi.

Dalam homilinya, Romo Suryo menegaskan kembali agar kita jangan monopoli kebaikan. Kita juga diingatkan sebagai umat Kristiani harus bersikap menghadapi ketidakadilan yang terjadi di tengah masyarakat.

“Berbuat baik itu bukan monopoli murid-murid Yesus. Bukan pula monopoli gereja semata. Berbuat baik adalah sikap yang harus dilakukan oleh kita semua sebagai umat Kristiani. Sebaliknya, berbuat tidak adil, menindas kaum buruh, serta tidak memberi gaji yang cukup dan layak kepada para pekerjanya, itu sunguh-sungguh bertentangan dengan kehendak Tuhan.”

Secara lebih jelas dan lengkap, kita bisa menemukan buah-buah pemikiran Romo Suryo sehubungan dengan ketidakadilan dalam tulisan panjang beliau yang berjudul Pengabdi Keadilan Dan Rakyat Kecil.

Lebih lanjut Romo Suryo mengingatkan,

“Kita dipanggil untuk berbuat baik kepada mereka yang diperas, kepada mereka yang upahnya ditunda atau upahnya disunat. Kita dipanggil untuk menolong mereka, untuk membela mereka. Kita harus terbuka, bahwa ada orang lain, kelompok lain yang berbuat sama kepada kita. Kita harus rela. Jangan memonopoli pelayanan kepada mereka yang menderita.”

Baca juga : Kesucian Hidup Kaum Miskin.

“Ada orang lain yang beragama lain, berbuat yang sama, berbuat baik kepada orang-orang yang menderita, kita syukuri. Mereka adalah kawan seperjuangan kita. Meskipun beda agama. Siapa saja yang berbuat baik adalah kawan kita. Kawan sekerja kita.”

Pada bagian ini, secara lebih gamblang dapat kita temukan dan pahami dalam tulisan Beliau dengan judul Pengabdi Keadilan Dan Ikatan Primordial.

Sebagai penutup, Romo Suryo berpesan,

“Kita mohon kepada Tuhan sikap hati yang iklas dan teguh. Yang penting orang yang menderita ditolong. Siapa yang menolong, itu nomor dua. Janganlah kita merasa bahwa kita orang Katolik memonopoli kebenaran, memonopoli kebaikan. Ada banyak orang yang digerakkan roh kudus untuk berbelas kasih dan menolong mereka yang tertindas dan menolong mereka yang kekurangan. Kita syukuri itu. Kita mohon kepada Tuhan agar diberi kerendahan hati. Rendah hati itu milik banyak orang, bukan dari kalangan kita semata. Semua berhak untuk berbuat baik kepada sesamanya. Dengan demikian, kita bisa bekerja sama, saling melayani dan membantu mereka yang kekurangan.”