ARTIKEL

Hati Yang Jernih

Tuhan Yesus mengajak kita untuk mampu mengelola dan mengolah hati kita sehingga hati kita menjadi hati yang jernih dan murni.

Di Negeri +62 ini, sering kali kita menemukan kata maupun simbol halal dalam aneka kemasan makanan maupun minuman. Secara sederhana, itu berarti makanan ataupun minuman yang memuat tulisan tersebut sudah layak dan boleh dimakan. Namun di sisi lain, ada juga ungkapan perihal makanan maupun minuman yang diharamkan.

Label maupun ungkapan tersebut baiklah kita tangkap secara positif sebagai sarana untuk mengarahkan setiap orang agar semakin dekat kepada Tuhan.

Namun jika pengertiannya hanya demikian, agaknya terlalu naif dan sempit. Pemahaman dan pengertian semacam itu sama sekali tidak menyentuh salah satu bagian yang terpenting dalam diri manusia yaitu hati.

Hati merupakan kunci dari segalanya. Tak jarang kita melihat dan berjumpa dengan orang-orang bijaksana yang rendah hati. Bahkan ada pepatah yang indah yang mengungkapan pentingnya hati, ‘Semakin tua sebatang padi, maka bulir-bulirnya akan semakin merunduk’.

Hal ini menunjukan bahwa hati menjadi bagian yang sungguh sangat penting bagi hidup manusia. Meskipun demikian, di sisi lain, dari hati juga muncul sesuatu yang seingkali merugikan, seperti misalnya dendam, iri hati, cemburu dan hal-hal negatif lainnya.

Hati bak sebilah pisau. Ia dapat sangat berguna jika digunakan di dapur untuk memotong sayur, tapi ia juga akan sangat merugikan jika digunakan untuk membunuh.

Kesucian Hati

Hari ini Yesus dengan tegas mengatakan, bahwa yang membuat orang najis bukanlah apa yang masuk ke dalam diri seseorang tetapi apa yang datang dari dalam diri seseorang.

Tuhan Yesus mengajak kita untuk tidak berhenti pada sebuah prinsip yang dangkal, yaitu tentang najis tidaknya sebuah makanan yang masuk ke dalam mulut.

Prinsip ini hanya berhenti pada hal-hal dunia yang profan. Prinsip ini sama sekali tidak menunjukan sebuah kedalaman. Tuhan Yesus pada hari ini mengajak kita untuk masuk lebih dalam ke lubuk terdalam dari hati kita.Tuhan Yesus mengajak kita untuk mampu mengelola dan mengolah hati kita sehingga hati kita menjadi hati yang jernih dan murni. Hati kita bebas dari iri hati, dendam, cemburu dan hal-hal negatif lainnya.

Sudahkah kita menyucikan hati kita ataukah hati kita masih terbelenggu oleh hal-hal yang membuat kita terus berada dalam kegelapan?

Suara Hati

Dengan tegas pula Yesus mengatakan, bahwa apa yang keluar dari seseorang itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati seseorang, timbul segala pikiran jahat, pencabulan, pencurian, pembunuhan, perzinaan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.

Tuhan memberi kita kebebasan untuk memilih. Kebebasan itu ada dalam masing-masing diri kita. Orang lain boleh menawarkan apa saja kepada kita, tetapi kita bisa memutuskan untuk memilih sesuai dengan kata hati kita.

Keputusan yang akan kita ambil pastilah akan mendatangkan akibat dan akibat tersebut kita juga yang akan menanggungnya.

Di saat pikiran jahat menggoda seseorang, pada saat yang sama muncul suara lembut yang melarang dia supaya jangan melakukannya. Suara lembut itu kita sebut sebagai suara hati.

Suara yang melarang kita agar jangan berbuat dosa adalah suara kebenaran, suara Roh Kudus, suara Tuhan dan untuk dapat mendengar suara Allah tersebut, kita perlu memiliki hubungan yang akrab dengan-Nya. (dp)

Baca juga : Suara Hati

Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari JagoKomsos.Org

Mari bergabung di Grup dan Chanel Telegram “JAGO KOMSOS“, caranya klik link https://t.me/jagokomsos kemudian join. Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Advertisements
Advertisements

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *