BACAAN HARIAN

Gelagat Bumi Dan Langit

Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?

Renungan Harian Katolik, Jumat 22 Oktober 2021, Pekan Biasa XXIX, Warna Liturgi Hijau

Bacaan Pertama : Roma 7:18-25a

Mazmur Tanggapan : Mazmur 119:66.68.76.77.93.94,

Bacaan Injil : Lukas 12:54-59

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada orang banyak, “Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat, segera kalian berkata, ‘Akan datang hujan’. Dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup, kalian berkata, ‘Hari akan panas terik’. Dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Jika engkau dengan lawanmu pergi menghadap penguasa, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan. Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu, ‘Engkau takkan keluar dari sana, sebelum melunasi hutangmu’.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Baca juga : Bukan Damai Melainkan Pertentangan

RENUNGAN

Yesus mengingatkan kita, “Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? “ ( Luk.12:56). Kita pandai sekali melihat tanda-tanda alam di sekitar kita dan menafsirkan apa yang akan terjadi. Namun, kita tidak mau sadar akan apa yang terjadi pada masa depan hidup kita setelah kematian. Seoleh-olah hidup di dunia ini adalah segala-galanya dan selama-lamanya. Kehidupan ini adalah kesempatan. Kesempatan untuk berdamai dengan Sang Penguasa hidup, sang penentu kekekalan hidup kita.

Oleh karena itu, Paulus menegaskan jemaat di Efesus supaya hidup mereka berpadanan dengan panggilannya. Hidup dalam kerendahan hati, kelembutan, kesabaran serta saling menunjukkan kasih satu pada yang lain (bdk.Ef.4:2 ). Inilah cara yang ditawarkan Paulus untuk berdamai dengan Sang Penentu kehidupan.

Adalah sebuah kebijaksanaan hidup kalau kita tetap memelihara hidup kita dalam kebenaran karena kita tidak pernah akan tahu hari dan saatnya. Selain itu, dunia bukanlah tempat tinggal bagi kekekalan kita. Kita dipanggil untuk menikmati kasih Bapa di dalam kekekalan.

DOA

Allah Bapa kami yang Mahabaik, berilah kiranya kami semangat baru, lindungilah kami dengan Roh Kudus, agar orang dapat memahami bahwa Engkau beserta kami. Ya Allah Roh Kudus, Engkaulah utusan Bapa yang dicurahkan untuk menentukanku sampai kepada Bapa. Aku serahkan tangan dan hatiku agar Engkau sajalah yang dapat menangkap dan menghantar aku pada kekekalan yang sempurna. Amin.

Advertisements
Advertisements