Darah Para Nabi Akan Dituntut
Darah para nabi, mulai dari Habel sampai kepada Zakharia akan dituntut.
Renungan Harian Katolik, Kamis 14 Oktober 2021, Pekan Biasa XXVIII, Warna Liturgi Hijau.
Bacaan Pertama : Roma 3:21-30a
Mazmur Tanggapan : Mazmur: 130:1-6
Bacaan Injil : Lukas 11:47-54
Sekali peristiwa, tatkala duduk makan di rumah seorang Farisi, Yesus berkata, “Celakalah kalian, sebab kalian membangun makam bagi para nabi, padahal nenek moyangmulah yang telah membunuh mereka. Dengan demikian kalian mengakui, bahwa kalian membenarkan perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kalian membangun makamnya. Sebab itu hikmat Allah berkata, ‘Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul. Tetapi separuh dari antara para nabi dan para rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya. Maka dari angkatan ini akan dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan rumah Allah.’ Bahkan Aku berkata kepadamu, ‘Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini.’ Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat, sebab kalian telah mengambil kunci pengetahuan. Kalian sendiri tidak masuk ke dalamnya, tetapi orang yang berusaha masuk kalian halang-halangi.”
Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, para ahli Taurat dan orang Farisi terus menerus mengintai dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. Dengan itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
Baca juga : Celakalah Kamu
RENUNGAN
Darah para nabi akan dituntut. Sebelum Yesus, di Israel terdapat nabi-nabi yang menampakkan wajah kasih Allah. Mereka adalah orang yang diutus dan diilhami Allah untuk menyatakan kehendak Allah yang tersembunyi bagi banyak orang. Mereka meramalkan masa depan dengan nubuat-nubuatnya agar orang dapat melaksanakan kehendak Allah pada saat sekarang. Oleh orang Yahudi, Yesus pun dipandang sebagai nabi, namun Yesus sendiri tidak menuntut gelar itu.
Yesus malahan menyatakan bahwa Dia senasib dengan para nabi (dahulu yang ditolak orang Yahudi). Dalam pewartaan dan tindakan-Nya, Yesus malahan melebihi para nabi. Dia justru mewujudkan keselamatan dan menyampaikan pewartaan-Nya berdasarkan kuasa dan wewenang-Nya sendiri.
Ahli Taurat adalah penafsir resmi Kitab Suci di kalangan orang Yahudi. Mereka mendapat pendidikan cukup lama dan sekitar usia 40 tahun barulah mereka dilantik. Tafsiran mereka sering dikritik oleh Yesus. Ahli Taurat pun sering menuntut penghormatan yang berlebihan. Sikap ini sangat ditentang oleh Yesus. Yesus mengajar dengan sikap kerendahan hati.
Kita pun hari ini hidup dalam mayoritas masyarakat yang memandang Yesus hanya sebagai seorang nabi. Padahal Yesus berbeda dengan nabi-nabi Perjanjian Lama, bahkan bukan bagian dari nabi-nabi palsu, yang berbicara seolah-olah utusan Allah tetapi sebenarnya pewartaannya adalah ucapannya sendiri yang dangkal, bombastis, bahkan menakutkan.
Nabi-nabi palsu sering menakuti orang dengan ancaman api neraka dan janji-janji romantik kehidupan surgawi. Kita umat kristiani percaya pada Yesus, Anak Manusia dan Anak Allah yang datang bukan untuk dilayani, melainkan melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan banyak orang.
DOA
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau meluhurkan tubuh Kristus, yaitu umat-Mu, berkat kesaksian jaya para martir yang kudus. Pada hari ini kami kenangkan Santo Ignasius, yang mencapai keluhuran abadi karena penderitaannya. Kami mohon, bantulah kiranya kami juga dan lindungilah kami senantiasa. Amin.