WARTA PAROKI

Berbagi Harapan Berbagi Kasih

JagoKomsos-Minggu, 2 Mei 2021, Tim Pelayanan Kesehatan Paroki Santo Yusup Ambarawa bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Semarang menyelenggarakan aksi donor darah dengan mengambil tema “Berbagi Harapan Berbagi Kasih”. Sebagai wujud kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan pasokan darah,vkegiatan yang dimulai sejak pukul 09.30 WIB ini diselenggarakan di Aula Paroki Santo Yusup Ambarawa.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari umat. Total sebanyak 103 pendonor mendaftar pada panitia. Namun hanya 91 peserta yang diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan ini. Sebanyak 12 peserta gagal mendonorkan darahnya karena masalah tekanan darah.
Hebatnya, peserta donor darah kali ini tak hanya berasal dari kalangan umat Katolik saja. Tercatat ada 5 pendonor yang berasal dari kalangan Non-Kristiani, turut berpartisipasi dalam acara ini. Seolah tak mau kalah, dua anggota Jago KomSos bahkan turut mendonorkan darahnya. Sayangnya, salah satu dari mereka gagal karena tekanan darah yang relatif tinggi saat hendak mendonorkan darahnya.

Indahnya Berbagi Di Tengah Pandemi
Aksi donor darah kali ini adalah yang pertama kali dilaksanakan di masa Pandemi Covid-19. Kegiatan serupa terakhir diselenggarakan pada tahun 2020 silam. Para peserta donor darah ini menyambut positif serta merasa senang dengan aksi donor darah kali ini. Banyak respon positif mereka lontarkan sehubungan dengan kegiatan ini.

Mengingat kegiatan ini dilaksanakan di masa Pandemi, para pendonor harus mengikuti Protokol Kesehatan yang diterapkan oleh panitia. Semua pendonor wajib untuk mengecek suhu, memakai masker standar serta menggunakan hand sanitizer. Puji Tuhan, Virus Corona ternyata tak menyurutkan minat umat untuk tetap berbagi dengan mendonorkan darahnya.

Aksi donor darah ini secara rutin diselenggarakan dengan tujuan untuk menolong jiwa sesama yang membutuhkan pasokan darah. Lewat kegiatan ini, kepedulian terhadap sesama terutama dalam bidang kesehatan dapat semakin tumbuh. Terlebih, kegiatan ini menjadi ajang sosialisasi pentingnya donor darah bagi masyarakat luas.
Banyak manfaat positif dari aksi donor darah ini. Bagi mereka yang membutuhkan pasokan darah, jelas sekali bahwa setetes darah yang diterima akan sangat berarti bagi kelangsungan hidupnya. Sedang bagi para pendonor, aksi donor darah merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap sesama dan tentu saja sangat baik bagi kesehatan para pendonor.

Jangan Takut Mencoba (Setetes Darahmu Berguna Bagi Sesama)
Dari seputar Aula Paroki Santo Yusup Ambarawa, awak Jago KomSos, Antonius Lana Alrest August Dinesty (Kenthunk) melaporkan hasil wawancaranya dengan Dokter Sandy, salah seorang punggawa Tim Kesehatan Paroki yang turut mendonorkan darahnya.

Sebagai seorang praktisi kesehatan, Dokter Sandy turut tergerak untuk mendonorkan darahnya bagi sesama. Beliau terlihat begitu mantap dan yakin saat mendonorkan darahnya. Bahkan Dokter Sandy tercatat sudah sembilan kali mendonorkan darahnya.


“Semoga setetes darah saya akan lebih berguna bagi mereka yang sangat membutuhkan.” Demikian syukur Beliau sesaat setelah mendonorkan darahnya.

Dari pengalaman Dokter Sandy selama ini, apa yang dirasakan sekarang sangat jauh berbeda dibanding saat pertama kali mendonorkan darahnya. Beliau merasa jauh lebih enjoy, lebih mantap ketika mengikuti aksi donor darah kali ini. Hal ini sangat berbanding terbalik ketika pertama kali mendonorkan darahnya. Pada saat itu, selain masih belum sepenuhnya mantap, Beliau juga sedikit merasa cemas maupun takut.


Sehubungan dengan aksi donor darah di masa Pandemi Covid-19 saat ini, Dokter Sandy juga sedikit merasa was-was. Namun seiring Protokol Kesehatan yang diterapkan oleh panitia, Beliau merasa mantap-mantap saja. Pasca mendonorkan darahnya, Dokter Sandy merasa sedikit pusing dan badannya terasa lebih ringan. Hal ini sangatlah wajar dan normal bagi siapa saja terutama beberapa saat setelah mendonorkan darahnya.


Masih menurut pengetahuan Beliau, ketika kita mendonorkan darah, zat besi dalam tubuh kita menurun. Namun demikian, hal tersebut justru dapat mengurangi resiko terjadinya kanker hati, paru-padu, usus besar, perut, hingga tenggorokan. Sedangkan agar sel darah bertambah, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi.
“Jangan takut jika belum mencoba, karena setetes darahmu pastilah akan berguna bagi sesama.” Demikian Dokter Sandy menutup wawancara serta mengajak kita semua untuk berbagi dan berani mendonorkan darahnya.

Bersyukur Karena Menjadi Berguna
Dari Aula Paroki yang diubah-fungsikan untuk sementara waktu menjadi bangsal pengambilan darah, Caroline Rebecca Rosario (Olin) berhasil mewawancarai salah satu peserta donor yang cukup istimewa, yaitu Skolastika Kristina atau biasa disapa Tina. Perlu dicatat, Tina adalah salah satu anggota Jago KomSos yang tak mau kalah terlibat dalam aksi donor darah kali ini.


Pada mulanya, Tina termotivasi untuk turut menyumbangkan darahnya karena melihat Sang Kakak yang secara teratur mengikuti aksi donor darah. Orang-orang di sekitar Tina juga mengatakan bahwa donor darah memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah membantu menjaga tensi darah. Bahkan apabila dilakukan secara teratur, kegiatan mendonorkan darah juga dapat membantu menurunkan berat badan.


Bagi Tina sendiri, aksi donor darah kali ini merupakan donor darah kedua yang pernah diikutinya. Pertama kali Tina mendonorkan darahnya adalah selagi masih berseragam putih abu-abu yang diselenggarakan sekolahnya.


“Agak gugup sedikit tadi, terlebih sewaktu jarum dimasukkan ke lengan, but it’s ok… toh, apa yang diambil dari tubuhku akan menjadi berguna bagi mereka yang sangat membutuhkan.” Demikian sedikit candaan Tina di tengah wajah lesu pasca diambil darahnya.


Salut buat Skolastika Kristina. Sekalipun di tengah masa Pandemi, Tina tak gentar apalagi takut untuk mengikuti donor darah kali ini. Baginya, niat yang kuat dan pola pikir untuk menjadikan hidupnya lebih bermanfaat bagi sesama, sudah cukup sekedar untuk menyingkirkan kecemasan dan ketakutan saat mendonorkan darahnya di saat Pandemi. Setidaknya, seorang Skolastika Kristina sudah memberi contoh kepada kita semua dengan kesungguhan niatnya dalam membantu sesama, tanpa peduli siapapun yang akan menggunakan darahnya kelak.


Sambil bercanda-ria bersama rekan-rekan Jago KomSos yang lain di balkon atas, Tina mengaku tidak merasakan efek negatif setelah mendonorkan darahnya selain sedikit merasa lemas dan pegal-pegal di lengan. Efek pegal ini sedikit lebih terasa akibat posisi jarum yang bukan di tengah lengan, melainkan di pinggir lengan. Di ujung senyumnya, Tina merasakan syukur yang berlebih setelah mendonorkan darahnya serta merasa menjadi lebih berguna bagi sesama.

Tetap Bahagia, Walau Gagal Mendonorkan Darahnya
Ada satu lagi peserta donor darah yang notabene adalah anggota Jago KomSos, yaitu Indra Purnomo, atau biasa dipanggil Pak Indra. Berikut Gabriella Afra Angely (Afra) melaporkan dari pelataran Gereja Santo Yusup untuk Jago KomSos.


Sebagai pendamping anak-anak KomSos, Pak Indra rupanya sudah rutin mendonorkan darahnya lewat aksi serupa. Tercatat sudah enam kali Pak Indra mengikuti aksi donor darah. Bedanya, kali ini Pak Indra gagal mendonorkan darahnya karena tekanan darahnya yang sedikit agak naik.


“Mungkin karena jadwal Live Streaming Jago KomSos yang cukup intensif dua bulan terakhir ini kali ya, sampai tensi darah saya naik. Tapi disyukuri saja. Saya jadi tahu kondisi kesehatan saya. Yang penting bagi kita semua adalah… jangan lupa bahagia.” Demikian kelakar Pak Indra menanggapi kegagalannya mendonorkan darah kali ini.


Lebih lanjut, Pak Indra memaparkan motivasinya berpartisipasi dalam aksi donor darah selama ini, terlebih karena terdorong oleh misi kemanusiaan. Beliau tergerak untuk mendonorkan darahnya lebih dikarenakan empati terhadap begitu banyaknya sesama yang membutuhkan darah. Selain itu, Pak Indra juga memanfaatkan setiap aksi donor darah untuk mengecek kesehatan tubuhnya secara gratis.


Sekalipun gagal mendonorkan darahnya kali ini, Pak Indra tetap tidak menyesal. Justru kegagalannya kalinl ini menjadi koreksi dan catatan tersendiri, bahwa kesehatannya harus dijaga dan diperhatikan dengan lebih baik.
Mengenai aksi donor darah di tengah era Pandemi ini, Beliau tetap merasa optimis, tidak takut, bahkan berpendapat bahwa donor darah memberi banyak manfaat, setidaknya untuk mengecek keadaan tubuh kita melalui pengecekan darah.


Berdasarkan enam kali pengalamannya mendonorkan darah, Pak Indra tidak begitu mempermasalahkan efek samping tiap kali selesai melakukan aksi donor darah selain rasa pegal dan sedikit lemas pada tangan maupun lengan. Keadaan tersebut dirasanya wajar dan normal. Biasanya langsung pulih dan tubuh terasa lebih bugar. Dengan kata lain, Pak Indra menyimpulkan bahwa efek samping dari donor darah tidaklah terlalu berbahaya bagi tubuh kita.

Mereka Orang-Orang Yang Luar Biasa
Kisah-kisah unik dan menarik dari aksi donor darah kali ini juga dirangkum oleh Redemptus Hendy Ardha Adventama (Apen).


Adalah Bapak Gabriel Kristiawan, seorang pendonor darah yang rutin berpartisipasi tiap kali ada acara donor darah. Termasuk dalam aksi donor darah yang diselenggarakan oleh Tim Pelayanan Kesehatan Gereja Jago kali ini, Beliau kembali turut ambil bagian.


Motivasi Bapak Gabriel cukup sederhana. Beliau mendonorkan darahnya untuk membantu mereka yang membutuhkan pasokan darah. Dengan demikian, Beliau merasa hidupnya menjadi lebih berarti bagi sesama.


Sebagai pendonor darah rutin, Bapak Gabriel tidak merasa cemas apalagi takut ketika darahnya diambil. Beliau justru merasa percaya diri karena sudah terbiasa mengikuti aksi serupa.


Ditanya perihal aksi donor darah di era Pandemi, Beliau tidak merasa gentar sedikitpun. Panitia telah menerapkan Standar Protokol Kesehatan yang dinilainya cukup bagus, mulai dari pengecekan suhu, penggunaan hand sanitizer hingga penggunaan masker yang wajib bagi semua. Dengan demikian, Bapak Gabriel merasa aman-aman saja ketika mengikuti aksi donor darah kali ini.
Bapak Gabriel juga tidak merasakan efek samping yang negatif setelah mendonorkan darahnya. Beliau bahkan justru merasa semakin sehat setelah mengikuti acara donor darah ini.


Perlu diketahui bahwa aksi donor darah kali ini berlaku untuk umum. Artinya, siapapun diperbolehkan untuk mendonorkan darahnya asal memenuhi persyaratan kesehatan yang telah ditentukan. Termasuk keikut-sertaan Ibu Parni yang berasal dari daerah Jambu. Beliau adalah seorang pemeluk Non-Kristiani yang tidak merasa canggung sedikitpun untuk mendonorkan darahnya kali ini.


Ibu Parni selaku umat Muslim, tidak malu untuk mengikuti acara donor darah yang diselenggarakan di Gereja Jago Ambarawa ini. Beliau mendapat informasi mengenai aksi donor darah kali ini dari teman dan kerabat yang kebetulan telah mengikuti aksi donor darah sebanyak 10 kali. Sedang bagi Ibu Parni sendiri, ini adalah kali kedua bagi Beliau mengikuti acara donor darah seperti ini.


Pada saat pertama kali mengikuti acara donor darah, Beliau mengisahkan bahwa ada rasa takut dan nervous. Benaknya juga dipenuhi beraneka ragam pikiran, apakah akan lemas setelah darahnya diambil atau bahkan adakah gejala lain pasca mendonorkan darahnya. Hal ini wajar, mengingat saat itu adalah pertama kalinya Beliau mengikuti aksi donor darah. Namun seiring waktu, Ibu Parni merasa biasa saja, terlebih setelah mengetahui bagaimana rasanya menjadi pendonor darah.


Dalam kondisi Pandemi kali ini, Beliau tetap merasa percaya diri saat darahnya diambil. Sekalipun berada di antara kerumunan pendonor yang lain, Ibu Parni tetap merasa mantap ketika mendonorkan darahnya. Beliau menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan Sang Pencipta dan meyakini bahwa dirinya akan baik-baik saja.


Dan seperti pengalaman sebelumnya, ketika mengikuti aksi donor darah ini dan bahkan setelah melakukan donor, Ibu Parni ma sekali tidak merasakan gejala negatif sama sekali. Beliau juga meyakini kalau tubuhnya sehat-sehat saja dan tak ada masalah yang cukup berarti. Terlebih panitia telah melakukan standar Protokol Kesehatan dengan baik dan cermat.

Tim Peliput :
• Antonius Lana Alrest August Dinesty (Kenthunk)
• Caroline Rebecca Rosario (Olin)
• Redemptus Hendy Ardha Adventama (Apen)
• Gabriella Afra Angely (Afra)

Kameramen :
FransisCus Aji Santoso (Cus)
Christian Advent Grace Wijaya Jana Leton (Leton)

Pelatihan :
• Angelica Stella Cantika Putri (Stella)
• Agnes Fiorela Yolandakristi (Yolanda)
• Maria Fransisca Oktaviani Somerose (Sisca)