Barangsiapa Meninggikan Akan Direndahkan
Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Renungan Harian Katolik, Sabtu 30 Oktober 2021, Pekan Biasa XXX, Warna Liturgi Hijau.
Bacaan Pertama : Roma 11:1-2a.11-12.25-29
Mazmur Tanggapan : Mazmur 93:12-13a.14-15.17-18
Bacaan Injil : Lukas 14:1.7-11
Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.
Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
“Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu.Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah. Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan.
Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Demikianlah Injil Tuhan.
RENUNGAN
Kesombongan merupakan salah satu dari tujuh dosa pokok bahkan boleh dikatakan menjadi sumber bagi segala dosa yang lain. Kesombongan bertentangan dengan martabat pribadi manusia. Karena manusia pada dasarnya hanyalah debu dan memiliki hidup karena diberi nafas oleh Tuhan. Manusia yang baik tidak akan pernah menganggap dirinya melebihi apa pun.
Yesus menanggapi orang-orang yang mencari kehormatan diri dengan memberikan sebuah perumpamaan tentang menghadiri undangan pesta perkawinan. Kalau diundang pesta, duduklah di tempat yang rendah. Duduk di tempat yang rendah, artinya adalah menempatkan diri tidak lebih penting dari pada yang lain. Di tempat yang rendah itu, ia justru memiliki kesempatan untuk bisa mengutamakan orang lain. Bisakah memiliki semangat kerendahan hati seperti ini?
Memang duduk di tempat yang rendah belum tentu sudah memiliki kerendahan hati. Jika kita jujur, menjadi orang yang rendah hati ini memang sulit. Tanpa peran Roh Kudus tidak mungkin terjadi kerendahan hati.
Roh Kudus memiliki dua pekerjaan di dalam diri kita agar kerendahan hati itu terjadi. Pertama, Ia akan mengosongkan diri kita. Kedua, Dia mengisi kekosongan itu dengan daya IlahiNya. Tugas kita adalah membiarkan Roh Kudus bekerja di dalam diri kita.
Kita harus membiarkan diti kita dikosongkan dan dipersiapkan oleh Roh Kudus untuk kebaikan-kebaikanNya. Hanya dengan cara demikian kita akan memiliki semangat kerendahan hati. Karena itu kesombongan diri, tidak akan pernah bisa membuat Roh Kudus itu bekerja di dalam diri kita. Maka mari kita mohon agar Roh Kudus itu siap membentuk diri kita seturut dengan kehendakNya.
DOA
Tuhan Yesus Kristus, dalam Injil pada hari ini Engkau mengajar dan menunjukkan jalan kehidupan yang harus kami tempuh untuk mencapai kerendahhatian. Engkau mengingatkan bahwa hidup kami tidak diletakkan pada harga diri, penghargaan, dan kekuasaan. Semua itu dapat hilang begitu saja dan kami dapat menderita karenanya.
Semoga pengajaran-Mu pada hari ini membuka mata dan hati kami agar mampu meletakkan hidup kami atas kerendah-hatian di mana kami menyadari kelemahan kami dan senantiasa bersandar pada-Mu. Bantulah kami selalu agar dalam hidup ini kami selalu percaya pada-Mu, Allah satu-satunya yang sempurna.
Buatlah kami puas dengan memiliki Engkau dalam hidup kami ini agar kami tak merasa kekurangan suatu pun. Karena Engkaulah yang kekal dan sempurna untuk selamanya. Amin.