Kasihilah Tuhan Allahmu
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Renungan Harian Katolik, Senin 4 Oktober 2021
Peringatan Wajib Fransiskus Dari Asisi. Warna liturgi Putih.
BACAAN I : YUN :1-17;2:10
MAZMUR : YUN 2 : 2,3,4,8;
INJIL LUKAS 10 : 25-37
Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”
Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?”
Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.”
Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: “Dan siapakah sesamaku manusia?”
Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho, ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.Luk
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?”
Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”
RENUNGAN
Bapak/Ibu dan saudara terkasih pada hari ini kita diajarkan oleh Tuhan Yesus pemahaman tentang “siapakah sesamaku manusia?” Banyak kata dalam bacaan Lukas 10 : 25 – 37 ini yang penuh dengan makna, kalau boleh saya menggambarkan sebagai berikut :
Saat ditanyai oleh ahli Taurat Yesus hanya menjawab dengan jawaban singkat yaitu dengan perkataan “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Yesus tidak mengubah hukum Taurat Dia hanya menegaskan saja apa yang seharusnya dilakukan oleh orang Yahudi yang menganut hukum Taurat. Namun kenyataanya orang tersebut masih ingin mencobai Yesus dengan menanyakan “siapakah sesamaku manusia?”.
Dengan tujuan untuk menjatuhkan Yesus dihadapan orang banyak.Yesus memberikan perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati. Dalam perumpamaan tersebut banyak makna yang tersirat.
“Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati”.
Ini menggambarkan kita manusia yang jatuh kedalam dosa, dimana saat itu Adam yang tinggal ditaman Eden harus turun ke bumi setelah dia dirampok oleh kuasa iblis yang telah membujuknya sehingga Adam jatuh kedalam dosa. Demikian kita keturunannya telah jatuh kedalam dosa setelah kita diperdaya oleh iblis. Yerusalem saat itu dianggap tempat suci jadi bisa diibaratkan sama dengan taman Eden. Bukankah kita sering menyebut Surga adalah Yerusalem yang baru. Sedangkan Yerikho adalah kota yang penuh dengan dosa sehingga saat itu pernah diruntuhkan atau dihancurkan oleh Tuhan. Nah Yerikho inilah yang menggambarkan keadaan kita didunia yang telah habis habisan dirampok dan dianiaya oleh kuasa iblis. Sedangkan seorang imam adalah seorang yang selalu memimpin ibadah atau hidup rohani kita. Seorang imam dapat digambarkan dengan ibadah atau cara hidup rohani kita, tapi hal itu juga tidaklah menyelamatkan hidup kita, atau dapat dikatakan cara hidup rohani kita belum menjadikan jaminan kita bisa hidup di Yerusalem yang baru. Orang Lewi, pada saat itu orang orang Lewi adalah orang orang yang selalu melayani para imam dalam hal peribadatan. Hal ini dapat kita gambarkan dengan perilaku atau tindakan tindakan kita dalam kehidupan misal menurut anggapan kita berbuat baik, membantu, menolong dan berbagi dengan saudara saudara kita adalah suatu perbuatan yang nantinya akan membawa kita pada Yerusalem baru. Namun hal itupun bukan jaminan klau kita nanti bisa masuk Yerusalem baru.
Orang Samaria adalah suatu suku yang dianggap tidak murni lagi sebagai orang Yahudi, karena nenek moyangnya sudah melakukan kawin campur dengan suku suku lain diluar suku suku Yahudi. Dan ajaran yang dianut oleh orang Samaria dianggap tidak sesuai dengan Taurat Musa, sehingga saat itu orang Samaria dianggap kafir oleh orang orang Yahudi.
Dalam perumpaan itulah Yesus menempatkan diriNYA sebagai orang Samaria, karena saat itu Yesus juga tidak diterima oleh orang orang Yahudi dan ahli ahli Taurat. Namun Yesus adalah gambaran orang yang baik hati dan penuh belas kasih sehingga Dia peduli dengan penderitaan umat manusia. Dia datang kedunia untuk menyelamatkan manusia yang telah habis habisan dirampok, dianiaya dan diperdaya oleh iblis. Dia merawat orang yang terluka dengan membersihan/mengobati luka lukanya. Selanjutnya Dia memberikan minyak. Minyak bagi kita adalah lambang dari Roh Kudus. Yesus telah mengutus Roh Kudus untuk menyertai sepanjang hidup kita. Kita akan selamat dan bisa masuk ke Yerusalem baru, kalau kita mau mendengar dan menurut dengan Roh Kudus itu. Selanjutnya Dia memberikan anggur, anggur adalah perlambang Darah Yesus yang ditumpahkan diatas kayu salib untuk menebus dosa dosa manusia. Kita tidak akan bisa masuk ke Yerusalem baru kalau kita tidak ditebus oleh DarahNYA diatas kayu salib. “Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”
Kita diperintahkan oleh Yesus untuk bisa meniru apa yang dilakukan orang Samaria. Atau meneladani cara hidup Yesus yang penuh belas kasih dan selalu tergerak hatinya oleh belas kasihan kepada sesama manusia. Seperti yang terulis pada ayat 33 “dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan”. Dengan meneladani hidup yang dicontohkan oleh Yesus sendiri dan kita percaya akan Yesus bahwa Dialah satu satunya jalan kebenaran dan hidup, maka kita nanti layak untuk masuk ke dalam Yerusalem baru. Sudah seharusnya kita meneladani Yesus, karena Yesus adalah Sang Firman yang menjadi manusia. Keselamatan merupakan Anugrah dari Allah Bapa kepada kita orang orang yang dikasihiNya.
Baca juga : Jangan Ceraikan Yang Dipersatukan Allah.
oleh Y. Dwi Hari Tjahyo – Prodiakon Lingkungan Bernardus