BACAAN HARIAN

Allah Orang Hidup

Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.

Renungan Harian Katolik, Sabtu 20 November 2021, Pekan Biasa XXXIII (Hijau).

Bacaan Pertama : Mak. 6:1-13

Mazmur : 9:2-3.4.6.16b.19;

Bacaan Injil : Lukas 20:27-40

Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan.

Mereka bertanya kepada-Nya: “Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itupun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.”

Jawab Yesus kepada mereka: “Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.”

Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali.” Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.

Baca juga : Rumah-Ku, Rumah Doa

RENUNGAN

Manusia cenderung mementingkan diri sendiri atau menganggap diri sendiri lebih unggul dari orang lain.

Orang Saduki tidak percaya akan kebangkitan. Oleh karena itu, mereka dengan sengaja datang kepada Yesus dengan tujuan untuk menolak ajaran-Nya dan sekaligus mau menjebak Yesus dengan sebuah pertanyaan.

Yesus menjawab dengan membuka pikiran mereka bahwa orang di dunia kawin dan dikawinkan, namun orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam kebangkitan orang mati tidak akan kawin dan dikawinkan.

Inilah makna kebangkitan, yakni kehidupan baru sebagai anak-anak Allah. Namun, sebenarnya mereka datang bukan dengan maksud yang baik untuk mencari kebenaran, tetapi justru mau menolak dan menunjukkan bahwa pendapat merekalah yang benar. Sikap semacam ini termasuk dalam kategori mementingkan diri sendiri.

DOA

Ya Allah, bukalah hati kami supaya selalu siap dituntun oleh Roh-Mu agar kami lebih mengutamakan kehendak-Mu dari pada keinginan duiniawi kami. Amin.