Akhir Zaman
Apa yang terjadi pada akhir zaman tergantung pada hidup kita masing-masing selama diberi kehidupan di dunia ini. Persiapan yang paling baik agar pada akhir zaman kita mendapatkan kehidupan yang abadi, kehidupan yang kekal, ialah kita sungguh-sungguh menyiapkan diri.
JagoKomSos.Org–Minggu, 14 November 2021, Gereja Santo Yusup Ambarawa mengadakan Perayaan Ekaristi Minggu Biasa XXXIII. Misa kedua yang digelar pukul 08.00 WIB ini dipimpin oleh Romo Aloysius Suryawasita, SJ dan diselenggarakan secara offline maupun online.
Bacaan hari ini mengangkat tema tentang akhir zaman. Ketika kita mendengar tentang akhir zaman, bayangan yang muncul pertama kali ialah suasana kegelapan, kehancuran dan mencekam. Banyak orang yang merasa takut menghadapi situasi tersebut. Namun demikian, ada pula yang bersikap seolah-olah tak terjadi apa-apa. Mengapa ada orang yang siap dan mengapa ada orang yang sangat takut menghadapinya?
Jawabannya tergantung dari seberapa dekat relasi kita dengan Allah dalam kehidupan rohani. Kita perlu membiasakan diri untuk merenungkan dan melaksanakan sabda Allah dalam hidup sehari-hari, agar kita memiliki kekuatan iman dan pegangan hidup yang kokoh. Dengan kekuatan itulah, batin kita menjadi siap menghadapi segala ancaman. Namun, apabila kita tidak mengikutsertakan Allah dalam peziarahan hidup kita di dunia, sama halnya dengan sebatang lidi yang rapuh dan tak berdaya.
Bacaan hari ini berbicara tentang akhir zaman. Dalam kitab nubuat Daniel dikatakan, “Akan datang pada waktunya bahwa orang-orang dikumpulkan. Akan ada yang mendapatkan kehidupan kekal, tetapi juga ada yang akan mendapatkan kehinaan dan kengerian yang abadi. Ada yang mendapatkan kehidupan kekal, tetapi juga ada yang mendapatkan kematian kekal.”
Romo Suryawasita, dalam homili padatnya pagi ini juga mengulas perihal akhir zaman, “Yesus telah bicara mengenai akhir zaman. Tetapi kapan akhir zaman itu terjadi? Malaikat-malaikat tidak tahu, bahkan Yesus pun juga tidak tahu kapan itu akan terjadi. Hanya Bapa yang tahu.”
Dari Bacaan Injil hari ini, Romo Suryawasita mengajak kita semua untuk merefleksikan akhir zaman. Kita diharapkan mensikapinya dengan bijak. Apa yang terjadi pada akhirnya tergantung pada hidup kita masing-masing selama diberi kehidupan di dunia ini. Persiapan yang paling baik agar pada akhir zaman kita mendapatkan kehidupan yang abadi, kehidupan yang kekal, ialah kita sungguh-sungguh menyiapkan diri.
Romo Suryawasita memberi analogi sederhana, “Kalau kita akan kedatangan tamu, maka banyak yang harus kita kerjakan di rumah, mulai dari membersihkan kamar tamu, lantai dan lain sebagainya. Itu berarti kita harus selalu mengupayakan agar hati kita setiap hari bersih.”
Baca juga : Suara Hati
Lebih lanjut, Romo Suryawasita mengutip apa yang pernah disarankan oleh Santo Ignasius, “Hendaknya kamu hidup seakan-akan tinggal hari ini saja. Kalau kita berpikir ini hari saya yang terakhir, maka kita akan mengambil keputusan yang sungguh-sungguh berkenan pada Allah. Tidak akan mengambil keputusan yang akan membawa pada kematian yang kekal.”
Sebagai penutup, Romo mengajak kita semua untuk memohon kepada Tuhan agar kita sungguh-sungguh berjaga dan menyiapkan kedatangan Anak Manusia dengan berupaya untuk selalu hidup bersih dari dosa.(dp)
Baca juga : PerkataanKu Takkan Berlalu